Selasa, 26 Juni 2012

Aku Bangga Jadi Pelacur

AKU BANGGA JADI PELACUR
 Aku adalah insan lemah yang mencari keuntungan dari kehidupan yang ada, aku tidak pernah bermimpih menjadi apa yang aku raskan sekarang ini. 
Aku hanyalah seorang gadis mudah yang harus di tinggal mati oleh ayah tak kalah aku masih berusia muda dan bahkan ketika aku meniginjakkan kakiku di dunia pendidikan (SMP) aku harus di tinggal oleh Ibu untuk pergi merantau di ke daerah yang menganggapnya mampu untuk memberikan nafkah. Aku hidup di kampung halamanku bersama keluarga hanya dengan hidup seadahnya. 
Aku masih bangga dengan kehidupanku sekarang apa lagi setelah Ibu pergi merantau, dia selalu mengirimkan kepadahku apa yang aku butuhkan. Di saat usiaku menginjak SMA, aku betul merasakan yang namanya penderitaan di saat aku ingin membutuhkan kasih sayang tapi justru kasih sayang itu aku tidak temukan. Selama ini Ibu masi sering mengabariku, namun belakangan ini aku tidak pernah lagi mendapat kabar dari dirinya. 
Sekarang aku tidak bisa lagi melanjutkan sekolahku, kehidupan yang ganas dan serbah ketidakcukupan itu membuat aku tidak betah lagi di kampung halamanku. Hingga suatu saat aku berangkat pergi ke kota besar untuk mencari pekerjaan. Setibanya di sana ternyata apa yang aku harapkan itu jauh dari kenyataan, awalnya aku datang ke kota besar untuk mencari nafkah yang halal tapi justru aku harus hidup dalam lingkungan pelayan seksual dan melayani nafsu bejad dari lelaki hidung belang. Hidupku memang serbang berkecukupan, apa lagi ditambaha dengan model tubuhku yang molek yang menambah daya tarik para lelaki hidung belang.
Di suatu subuh tat kala aku pulang ke rumah, aku merenung sambil meratapi nasibku yang jauh dari kampung halaman untuk mencari pekerjaan yang halal mala justru aku jadi pelacur, tak terasa air mata menetes dipipihku yang lembut ini. Aku betul-betul tidak bisa memaafkan diriku. Memang apa yang aku dapatkan sekarang ini, semuanya dihasilkan dari kerja kerasku. Di balik lamunanku aku berfikir untuk menghibur diri dan mengantarkan aku berjalan ke ruang tamu rumah, dimana berada sebuah TV kecil yang menjadi teman setiaku tat kalah diriku dalam keadaan galau.
Di balik lamunanku itu, aku tercengang. Seketika aku fokuskan perhatianku terhadap TV yang ada di depanku dimana waktu untuk di balik layar TV terdengar informasi mengenai kasus korupsi yang dilakukan oleh pejabat teras salah satu instansi pemerintahan. Pejabat teras tersebut membawa lari uang rakyat untuk kepentingan dirinya sendirnya beserta orang dekatnya, seketika aku tercengang dan tak terasa bibir ini tersenyu simpu sambil berucab "Aku bangga jadi pelacur", di mana aku mendapatkan uang memang dari perbuatan yang tidak senono tapi itu merupakan hasil dari jerih paya diriku sampai aku harus mengorbankan segalanya dari pada seperti berita yang baru di TV yakni; seorang pejabat teras yang sudah memiliki gaji itu kemudian memakan dan menghabiskan uang yang bukan haknya, bahkan membuat orang yang ada di sekitarnya menjadi tersesat, membuat kaum miskin semakin miskin.
Pelacur mengantarkan aku menjadi mandiri dan mencari nafkah tanpa meberatkan orang yang ada di sekitarku, sedangkan korupasi adalah mencari uang dengan menguras dan menistakan orang-orang yang tidak berdosa bahkan berakibat kepada melaratnya rakyat sekarng ini.
Aku bertanya dalam hati "Di mana Letak Kejujuran Di Negara Ini" dan sembari aku menyimpulkan sendiri bahwa "Aku jadi Pelacur Karena Mereka". Terima kasih Tuhan, engkau menjadikan aku sebagai pelacur bukan sebagai koruptor pemakan uang rakyat.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More